Kepala Balai Wilayah Sungai  Ir I Komang Sudana MT Menjelaskan Tentang Banjir Bandang

SULUT Nusantaranews24.com-Rapat Dengar Pendapat (RDP) di gelar DPRD Sulut  Menghadirkan Kepala Balai Wilayah Sungai, Kakanwil BPN Sulawesi Utara, serta pihak bermusyawarah, yang di pimpin langsung Ketua DPRD Sulut dr. Andi Silangen di ruang serbaguna lantai 3 kantor DPRD Sulut Rabu 8/2

Pada kesempatan itu selesai  RDP media Nusantaranews24.com serta awak media lainnya langsung wawancarai Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I, Ir I Komang Sudana MT, terkait bendungan kuwil, serta banjir bandang yang terjadi di Manado.

Ini dia tanggapan Kabalai:  Informasi mengenai bendungan Kuwil  sudah kita sampaikan dan kita klarifikasi di mata publik   dimana bendungan Kuwil mempunyai daya tampung  genangan air sebesar 26,8 juta kubik, luas genangan 257 hektar, jelas Sudana.

Pada saat banjir terjadi kemarin 27/1 debit air yang turun kurang lebih 300 mililiter/hari itu
sangat  tinggi sekali sebab debit hujan yang turun di atas 100 mililiter/hari  itu juga sangat tinggi  nah pada tahun 2014 debitnya maksimum 200 mililiter, sementara itu tahun 2023  yaitu tanggal  27 Januari  300 mililiter ini jelas sangat jauh besarnya namun dengan kondisi begitu  bisa di bandingkan 2014 hampir 1/3 nya hampir tenggelam.

Saat itu bahkan kantor walikota Manado  tenggelam waktu itu. Dan tentunya kita bersyukur bendungan Kuwil Kawangkoan tersebut  pada saat terjadinya hujan deras kami  sudah kendalikan di bendungan dan  kita tutup bendungan, pada saat itu elevasinya 96.6 sampai  pada saat kita tutup juga  elevasinya 98.2 jadi bisa menahan 2 juta meter kubik imbuh Kabalai.

Tepat waktu itu juga kita bergegas “tahan” agar sampai tidak masuk danau Tondano. Bisa di bayangkan elevasi 98.2 tersebut yang tertampung situ 22 juta meter kubik, teman teman media melihat di sungai Tondano kenapa terjadinya  genangan? Karena sungai Tondano itu bertemu dengan sungai Tikala , di situ ada runoff masukan dari drin drin  anak sungai, itu tidak bisa di kendalikan oleh bendungan ungkapnya.

Kemudian yang terjadi banjir di sebelah nya yaitu sungai bailang, Mahawu, kemudian di sungai Tikala kita sudah melakukan normalisasi tapi dengan besarnya intensitas hujan badan sungai tidak mampu menampung, pada saat banjir melanda kami dari balai sungai Sulut satu, menerjunkan perahu karet, kemudian menurunkan ekskavator mengeruk sampah  yang tersumbat, bekerja sama dengan pemerintah kota Manado.

Inilah yang kami lakukan karena bencana banjir adalah kerugian yang terjadi sebab  aliran air berlebih dapat merendam satu daratan. Terhambatnya aktivitas warga menjadi  mungkin paling terasa saat kondisi banjir melanda. Dampak banjir bagi masyarakat  harus kami Balai Sungai  Wilayah Sulut 1 terusmelakukan penanganan dan mencari solusi tutup Kabalai  I Komang Sudana.

Ahmad Yani Ishak

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *