Jeni Simorangkir : Tidak Mungkin Suami Saya Bunuh Diri, Saya Selalu Ada Untuk Dia!!

 

Samosir //Nusantaranews24.com

 

Jeni Simorangkir berharap kebenaran dan keadilan atas penyebab kematian suaminya. Terlihat Ia mengenakan pakaian hitam-hitam, wajahnya tampak memerah seperti baru saja menangis. Jeni Simorangkir duduk di kursi berhadapan dengan mertuanya. Di sebuah kedai di samping Polres Samosir, sore pukul 16.30, pada Senin 13 Maret 2023.

 

Hari itu Jeni Simorangkir, didampingi penasehat hukumnya, baru saja menemui Polres Samosir saat dipanggil dan dimintai keterangan oleh pihak Penyidik.

 

Pasalnya kedatangan Jeni ke Polres Samosir terkait hasil forensik suaminya Alm. Bripka Arfan Saragih yang mayatnya ditemukan pada 6 Februari 2023 lalu di Simullop, Kecamatan Sianjurmulamula, Kabupaten Samosir.

 

Alm. Arfan Saragih, semasa hidunya adalah anggota Polisi di Polres Samosir bertugas di Kantor Kantor Unit Pelakasana Teknis Sistem administrasi manunggal satu atap (UPT Samsat) Badan Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara di Pangururan, Kabupaten Samosir.

 

Tetapi pada Januari 2023 Arfan dipindahkan dari Samsat ke Bagian Sabhara Polres Samosir.

 

Kematian Alm. Arfan Saragih menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat. Apakah dia mati dibunuh atau bunuh diri. Keluarga Alm. Arfan tidak yakin kalau Arfan bunuh diri.

 

“Tidak mungkin suami saya bunuh diri, saya selalu ada untuk dia”, kata Jeni Simorangkir saat diwawancarai wartawan, pada Minggu 6 Maret 2023 lalu di rumahnya di Siantingting, Kecamatan Pangururan.

 

Saat itu Jeni sedang mengemas barang-barang dari rumahnya untuk pindah ke Medan tempat orang tuanya. Sebab rumah Jeni telah dijual sebelum suaminya, Alm. Arfan Saragih meninggal.

 

Alm. Arfan Saragih memiliki dua (2) orang putra, satu sekolah taman kanak-kanak dan yang bungsu masih berumur tiga tahun.

 

“Saya tidak tahu harus bilang apa, ketika anak saya bertanya, kenapa papi meninggal??, Terpaksa saya berbohong jatuh naik kreta (sambil meneteskan air mata).., sebab sedikitpun saya tak yakin bahwa dia bunuh diri”, kata Jenni Simorangkir.

 

“Buanglah sepeda motor itu, mami jangan naik sepeda motor, nanti mami meninggal kaya papi!!,” kata Jeni menirukan ucapan anaknya yang bungsu.

 

Almarhum Arfan Saragih lahir dari keluarga petani, di Dusun Pagar Janji, Desa Mariahbuttu, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun. Arfan adalah anak ke 2 dari empat berasaudara, Ibunya Binne Purba dan ayahnya Fince Saragih (60).

 

Jenasah Arfan Saragih dikebumikan di kampung orangtuanya di Pagar Janji, pada 7 Maret 2023. Menurut Fince Saragih ayah Arfan, ia merasa kecewa karena penguburan anaknya tidak dilakukan dengan upacara, sebagaimana biasanya di kepolisian. Alasan Polisi saat itu kepada Fince Saragih, karena Polisi menduga anaknya mati bunuh diri. “Padahal belum ada hasil autopsi kenapa anak saya langsung dinyatakan bunuh diri”, kata Fince Saragih.

 

Menurut Fince Saragih, kondisi jenasah Arfan Saragih saat meninggal, wajahnya menghitam sebelah, lehernya seperti terbakar. Ada luka tusuk di leher, telinga berdarah dan kepala bagian belakang melunak juga berdarah.(Red/SN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *